Selasa, 02 Mei 2017

Busana Tradisi Jawa Tengah : Sehari-harinya serta Busana Pengantin

Indonesia mempunyai sangat banyak suku serta budaya, serta yang paling jadi sebagian besar yaitu Suku Jawa. Populasinya lebih kurang 100 juta jiwa serta telah menyebar kemana – mana, hingga budayanya begitu populer di semua Nusantara. Sangat banyak kebiasaan serta budaya yang datang dari suku Jawa, salah nya ialah bajunya yang mempunyai motif beragam macam. 

Baju kebiasaan Jawa yang masih tetap lestari sampai sekarang ini karna dipakai dengan cara turun temurun yaitu baju Jawi Jangkep serta kebaya, yakni baju kebiasaan datang dari Jawa Tengah. Mari kita ulas penjelasan di bawah ini dari mulai asal-usul, histori, kelengkapan, beberapa jenis, serta keterangan nilai-nilai filosofisnya. 

Baju Kebiasaan Jawa Tengah mempunyai sangat banyak macam type bajunya. Tetapi, kesempatan ini kita bakal mengulas 2 type baju saja yang datang dari Jawa Tengah ini. Ke-2 baju itu yaitu baju resmi serta baju pengantin kebiasaan Jawa. 

1. Baju Resmi Kebiasaan Jawa Tengah 

Baju resmi kebiasaan Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep serta Kebaya. Jawi jangkep yaitu baju spesial untuk pria, serta biasanya dipakai cuma untuk kepentingan kebiasaan. Jawi jangkep terbagi dalam atasan berbentuk pakaian beskap dengan motif bunga. Bawahannya berbentuk kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berbentuk blangkon, dan aksesori yang lain berbentuk keris serta cemila (alas kaki). 

Kebaya 

Untuk wanita memakai baju yang bernama kebaya, terbagi dalam atasan berbentuk kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung, konde, dan bermacam aksesori seperti cincin, subang, kalung, gelang, dan kipas. Dalam praktiknya, pemakaian baju ini ditata supaya sesuai sama strata sosial si penggunanya. Kebaya biasanya di buat berbahan kain katun, beludru, sutera brokat, serta nilon yang berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dsb. 

Terdapat banyak jenis atau type kebaya, yakni kebaya panjang serta kebaya pendek. Kebaya panjang sisi bawahnya meraih lutut, sesaat kebaya pendek sisi bawahnya meraih pinggang. Dibagian depan sekitaran dada, ada kain persegi panjang yang berperan sebagai penyambung ke-2 sisinya. 

Kain Tapih Pinjung 
Kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik, sebagai bawahan kebaya. Langkah memakainya yakni lewat cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk memperkuat lilitan, dipakai stagen yang dililitkan di perut hingga sekian kali sesuai sama panjang stagennya. Supaya tak tampak dari luar, stagen lalu ditutupi dengan selendang pelangi berwarna cerah. 

2. Baju Pengantin Kebiasaan Jawa Tengah 

Terkecuali baju resmi, ada juga sebagian baju kebiasaan pengantin dalam budaya Jawa Tengah. Type baju pengantin sendiri begitu bermacam, bergantung dari acara apa yang tengah dihadapi. Untuk di ketahui, dalam pernikahan kebiasaan Jawa, ada banyak upacara yang perlu ditempuh oleh sepasang mempelai. Upacara itu diantaranya yaitu, upacara midodareni, upacara ijab, upacara panggih, serta upacara sesudah panggih. 

Upacara Midodareni 
Untuk pria baju pengantin yang dipakai pada upacara midodareni, yaitu pakaian Jawi Jangkep, berbentuk pakaian atela, sikepan, udeng, sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, serta selop. Sesaat wanitanya memakai baju sawitan. Baju itu terbagi dalam kebaya berlengan panjang, stagen, serta kain jarik bercorak batik. 

Upacara Ijab 
Baju yang dipakai pengantin pria menggunakan baju basahan, berbentuk dodot bangun tulak, kuluk matak petak, sabuk dengan timang serta cinde, stagen, celana panjang berwarna putih, keris warangka ladrang, serta selop. Sedang baju yang digunakan pada pengantin wanita yaitu pakaian kebaya serta kain jarik, 

Upacara Panggih 
Ke-2 mempelai pada upacara panggih ini memakai baju kebiasaan Jawa Tengah bernama baju basahan. Baju ini terdiri atas kemben, dodot bangun tulak (kampuh), selendang sekar cinde abrit (sampur), serta kain jarik bermotif cinde sekar merah. Diluar itu, sebagian perhiasan juga dilekatkan pada badan pengantin. Untuk pria, perhiasan itu yaitu kalung ulur, cincin, timang/epek, bros, serta buntal, sesaat untuk pengantin wanita yakni cunduk mentul, centung, jungkat, kalung, cincin, gelang, bros, subang, serta timang. 

Upacara Sesudah Panggih 
Ke-2 mempelai pada upacara sesudah panggih ini memakai baju kanigaran (wanita) serta baju kapangeranan (pria). Baju kanigara terbagi dalam pakaian kebaya sebagai atasan, kain jarik, stagen, serta selop. Sedang baju kapangeranan terbagi dalam stagen, kuluk kanigoro, sabuk timang, kain jarik, pakaian takwo, keris warangka ladrang, serta selop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar